.jamkalenderkompiajaib {border: 0px; padding: 5px; background: none;} .jamkalenderkompiajaib a {background:none;} img.float-right {margin: 5px 0px 0 10px;} img.float-left {margin: 5px 10px 0 0px;} <!--Can't find substitution for tag [blog.pagetitle]-->

Central


TANAMAN HERBAL

ALPOKAT
(Persea gratissima Gaertn.)
Sinonim : P. americana, Mill.
Familia : Lauraceae
1.      Uraian :   
Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan.
2.      Nama Lokal :      
Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera);           
3.      Kegunaan:
Daging buah :      
o   Sariawan.
o   Melembabkan kulit kering.
Daun:
o   Kencing batu.       
o   Darah tinggi, sakit kepala.           
o   Nyeri syaraf.        
o   Nyeri lambung.    
o   Saluran napas membengkak (bronchial swellings).          
o   Menstruasi tidak teratur.
Biji:
o   Sakit gigi. 
o   Kencing manis.
4.      Pemakaian,
Untuk minum: 3-6 lembar daun.  
Pemakaian Luar:  Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.
5.      Cara Pemakaian:           
1. Sariawan:         
Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
2. Kencing batu:   
4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
3. Darah tinggi :
3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas airpanas. Setelah dingin diminum sekaligus.
4. Kulit muka kering:
Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air setelah lapisan  masker alpokat tersebut mengering.
5. Sakit gigi berlubang:    
Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.
6. Bengkak karena Peradangan: 
Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit.
7. Kencing manis:
Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum dingin.
8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf dan datang haid tidak teratur.
6.      Data penelitian:  
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Ecoli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. Ramstad 1975).
7.      Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis : Daun: Rasa pahit, kelat  Peluruh kencing. Biji : Anti radang, menghilangkan sakit.
8.      Kandungan Kimia: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.


APEL
(Pyrus malus, Linn)
Sinonim : Malus sylvestris, Mill
Familia : Rosaceae

1.      Uraian :   
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.
2.      Nama Lokal :      
Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);;   
3.      Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;
4.      Pemanfaatan :    
1. Diabetes Mellitus         
Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang. Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4 gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.
2. Diare    
Bahan: buah apel yang belum begitu masak. Cara menggunakan: dimakan biasa.
5.      Komposisi :         
Kandungan Kimia : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi, antara lain (per 100 gram) : – Kalori 58 kalori – Hidrat arang 14,9 gram – Lemak 0,4 gram – Protein 0,3 gram – Kalsium 6 mg – Fosfor 10 mg – Besi 0,3 mg – Vitamin A 90 SI – Vitamin B1 0,04 mg – Vitamin C 5 mg – dan Air 84 %

AREN
(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.)
Sinonim : Arenga sacchrifera Labill.
Familia : Arecaceae (Palmae).

1.      Uraian :   
Tidak berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm, sebagian batang yang cukup panjang berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai daun sampai 1,5 m, helaian daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, bagian bawah ada lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol jantan panjangnya 2,5 m. Tongkol bercabang satu kali; cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan berpasangan, panjang 12-15 mm; benang sari banyak. Bunga betina berdiri sendiri, hampir bulat bola; bakal buah beruang 3, dengan 3 kepala putik. Buah buni bulat peluru, dengan ujung pesok ke dalam, garis tengah 4 cm, beruang 3, berbiji 3. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam; 1-1400 m. Catatan: Juga terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan semua bagian tanaman dipakai; akarnya untuk bahan anyaman dan untuk cambuk, batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya untuk tongkat jalan dan usuk genting, pondoh untuk sayur-mayur makan nasi, tulang daun untuk sapu dan kranjang, daun muda untuk ganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk, untuk genting, kranjang, sapu, sikat, terasnya dibuat „sagu”. Dari tongkol bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, di mana kemudian dibuat gula (gula Jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka; bijinya dibuat manisan dan dimakan (kolang-kaling). Bagian yang digunakan Tuak/legen (hasil peragian dari air bunga) dan akar.
2.      Nama Lokal :                  
Nama Daerah: Bak juk (Aceh); Pola, Bargot (Batak); Anau (Minangkabau); Taren (Sunda);Aren, Lirang, Nanggung (Jawa); Jaka, Hano (BaIi); Meka (Sawu); Moke, Huwat (FIores); Akel, Akere, Koito, Akol, Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti).
3.      Penyakit Yang Dapat Diobati :  KHASIAT Diuretik.
4.      Pemanfaatan :    
Tuak/legen –Sariawan dan -Sembelit.
Akar: -Batu ginjal dan -Ruam kulit.
5.      Ramuan Dan Takaran
Batu Ginjal:         
Akar Aren                   2 gram      
Daun Keji beling          3 gram     
Akar Alang-alang         3 gram     
Herba Meniran            3 gram      
Air                             20 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari, 100 ml.
Lama pengobatan:   
Diulang selama 14 hari atau sampai bntu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun Kumis Kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.
Sembelit dan Sariawan:         
Legen diminum seperti minuman segar lainnya.        
Komposisi :    TUAK: Gula dan minyak lemak.       



ASAM JAWA
(Tamarindus indica, Linn.)
Familia :Leguminosae

1.      Uraian :   
Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 – 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.
2.      Nama Lokal :
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa);
3.      Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok;
4. Pemanfaatan :
1. Asma   
Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara mrnggunakan:  diminum 2 kali sehari
2. Batuk Kering   
Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam daun saga  Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring, Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
3. Demam           
Bahan:  1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya; Cara membuat:  kedua bahan tersebut direbus dengan ½  liter air sampai mendidih, kemudian disaring           
Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
4. Sakit Panas     
Bahan:  2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam secukupnya
Cara membuat:  kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring, Cara menggunakan:  diminum biasa, Catatan:  bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini
5. Reumatik         
Bahan:  1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu = jawa)
Cara membuat:  kedua bahan tersebut ditumbuk halus, Cara menggunakan: dipakai untuk kompres bagian yang sakit
6. Sakit  perut      
Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih dan minyak kayu putih secukupnya, Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata
Cara menggunakan:  digunakan sebagai obat gosok, terutama pada bagian perut
7. Morbili
Bahan:  1 – 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, Cara membuat:  kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur sampai merata, Cara menggunakan:  digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi penderita morbili
Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam secukupnya, ¼ sendok kapur sirih. Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
9. Sariawan         
Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu jari, 1 potong gula kelapa Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring Cara menggunakan:  diminum biasa
10. Luka baru      
Bahan: daun asam jawa secukupnya, Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat, Cara menggunakan:  ditempelkan pada luka
11. Luka borok    
Bahan:  beberapa biji asam jawa  (klungsu = jawa), Cara membuat:  biji asam jawa ditumbuk halus, Cara menggunakan:  ditempelkan pada luka, kemudian diperban
12. Eksim dan Bisul        
Bahan:  1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom = jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari, Cara membuat:  kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang sakit
13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah   
Bahan:  3 – 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya, Cara membuat:  biji asam jawa ditumbuk halus, Cara menggunakan:  bagian yang bengkak dibersihkan terlebih dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih,
kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa tersebut.
14. Mencegah rambut rontok      
Bahan:  beberapa biji asam jawa, Cara menggunakan:  sebelum keramas dengan shampo, kepala dimasase terlebih dahulu.
5. Komposisi :
Kandungan Kimia : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid serta pati.



BAWANG MERAH
(Allium cepa)
Familia :
Amaryllidaceae (Liliaceae).

1.      Uraian :   
Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Bagian yang Digunakan Umbi lapis.
2.      Nama Lokal :      
Nama Daerah: Bawang abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang sirah, Barambang sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh (Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang abang (Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng, Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara); Bawangi (Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh (Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa rohiha (Ternate); Bawa kahori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cepae Bulbus; Umbi lapis Bawang Merah.         
3.      Penyakit Yang Dapat Diobati : 
Sifat Khas Menghangatkan, rasa dan bau tajam. Khasiat Bakterisid, ekspektoran, dan diuretik. Penelitian M. Jufri Samad, 1987. Melakukan penelitian pengaruh ekstrak umbi lapis Bawang Merah terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi Bawang Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %. Pada pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 22,21 %, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 3,00 %. Tri Purwaningsih, 1991. Telah melakukan penelitian efek protektif Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida.Dari hasil penelitian tersebut, ternyata Bawang Merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4.
4.      Pemanfaatan :    
1. Batuk
Ramuan:           
Umbi Bawang merah            4 gram     
Daun Poko segar                 4 gram      
Daun Sembung segar          3 gram       
Herba Pegagan segar          4 gram       
Buah Adas                           2 gram      
Air                                    125 ml         
Cara pembuatan:Dipipis, dibuat infus atau pil.
Cara pemakaian:           
Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml. Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.
Lama pengobatan:Diulang selama 14 hari.
2. Kencing Manis          
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (dirajang)        4 gram    
Buah Buncis (dirajang)                   15 gram     
Daun Salam (dirajang)                   10 helai      
Air                                                120 ml         
Cara pembuatan:  Dibuat infus.
Cara pemakaian: Diminum sehari 1 kali 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.      
3. Demam dan Perut/ Kembung pada Anak-anak       
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (potong tipis)   secukupnya       
Minyak Kelapa                                  secukupnya        
Minyak Kayu Putih                            secukupnya       
Cara pembuatan: Diremas-remas.         
Cara pemakaian: Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangnn pada anak yang demam.
Komposisi :      
Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin, dan zat pati.
BAWANG PUTIH
(Allium sativum, Linn.)
Familia : Liliaceae

1.      Uraian :   
Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 600 m – 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800 mm – 2.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan – 6 bulan · Suhu udara : 150 C – 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : gromosol (ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm – 150 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 – 6,8 · Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm – 40 cm, dalam 30 cm – 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm – 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm – 30 cm. · Setelah 10 hari – 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton – 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari – 135 hari), sehat dan tidak cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan – 8 bulan digantung pada para-para. · Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g – 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm – 4 cm dengan tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm
2.      Nama Lokal :      
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Kalfeo foleu (Timor);
3.      Pemanfaatan :    
1. Hipertensi         
a. Bahan: 3 siung bawang putih, Cara membuat: ditumbuk halus dan diperas dengan air secukupnya, Ialu disaring; Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.
b. Bahan : 2 siung bawang putih; Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api; Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.
2. Asma, batuk dan masuk angin 
Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu secukupnya; Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas; Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.
3. Sakit kepala      
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus dan kompres pada dahi.
4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air         
Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam, Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua, bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih dan diaduk sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan sore.
5. Ambeien           
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas untuk diambil airnya; Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.
6. Sembelit
Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya; Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring; Cara menggunakan: diminuni biasa.
7. Luka memar karena tikaman atau pukulan     
Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu; Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1 sendok madu dan dicampur sampai merata; Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.
8. Luka kena benda tajam berkarat         
Bahan: bawang putih dan minyak kelapa secukupnya; Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus; Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.
9. Mempercepat matangnya bengkak abses         
Bahan : bawang putih;      Cara membuat: bawang putih dipanasi dengan minyak cat, dan ditumbuk halus; Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yg bengkak.
10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri 
Bahan: bawang putih; Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus; Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yg kemasukan serpihan kaca, kayu atau duri.
11. Sengatan serangga     
Bahan: bawang putih, sendowo dan garam secukupnya; Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata; Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat serangga.
12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut       
Baban: bawang putih; Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung.
13. Sulit tidur (insomnia) 
Bahan: bawang putih; Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.
4.      Komposisi :         
Kandungan Kimia : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : – protein sebesar 4,5 gram. – lemak 0,20 gram, – hidrat arang 23, 1 0 gram, – vitamin B 1 0,22 miligram, – vitamin C 1 5 miligram, – kalori 95 kalori, – posfor 134 miligram, – kalsium 42 miligrain. – besi 1 miligram dan – air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar