Kabupaten Sumba Timur selain dikenal memiliki
potensi pariwisata bahari, terutama untuk kegiatan selancar, juga memiliki
potensi pengembangan produksi perikanan baik
penangkapan ikan di laut dan budidaya perikanan. Kajian Wilayah ini
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai potensi pengembangan produksi
perikanan dengan memperhatikan aspek fisik, ekosistem, demografi dan sosial
budaya serta sarana dan prasarana produksi perikanan.
Hasil kajian ini
menunjukkan bahwa pengembangan produksi perikanan Kabupaten Sumba Timur masih
sangat terbuka lebar untuk dikembangkan di masa yang akan datang, terutama
dalam mendukung kegiatan otonomi daerah untuk mendukung peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD).
Pendahuluan
Wilayah
pesisir dan lautan Indonesia yang kaya dan beragam sumberdaya alamnya, selain
menyediakan berbagai sumberdaya alam, juga memiliki erbagai fungsi antara lain
transportasi, pelabuhan, kawasan industri, pariwisata, agribisnis dan
agroindustri, serta kawasan permukiman dan tempat pembuangan limbah
Kabupaten
Sumba Timur yang merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT),
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara timur yang
terletak di bagian Selatan dari Negara kesatuan
republik Indonesia. Tepatnya secara astronomis membentang antara 190045’-120052’ Bujur timur
(BT) di sebelah Timur dan 09016’- 10020’ lintang selatan (LS). Secara
keseluruhan Sumba Timur adalah bagian dari pulau Sumba seluas 7.000,5 km2 atau 700.500
Hektar (luas daratan) termasuk beberapa pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Salura,
Pulau Kotak, Pulau Nusa dan Pulau Mangkudu
Kondisi Fisik
Daerah Kajian
Kabupaten
Sumba Timur secara astronomis membentang antara 190045’- 120052’ Bujur timur
(BT) di sebelah Timur dan 09016’- 10020’ lintang selatan (LS). Secara
keseluruhan Sumba Timur adalah bagian dari pulau Sumba seluas 7.000,5 km2 atau 700.500
Hektar (luas daratan) termasuk beberapa pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Salura,
Pulau Kotak, Pulau Nusa dan Pulau Mangkudu. Keadaan iklim di kabupaten Sumba
Timur mempunyai persamaan dengan kebanyakan Kabupaten di Nusa Tenggara Timur
yang beriklim tropis. Curah hujan berlangsung sungkat dan tidak merata setiap
tahunnya.
Kondisi Sosial
Ekonomi Daerah Kajian
• Demografi
Kabupaten
Sumba Timur dengan luas wilayah 7.000,5 km2 yang meliputi Pulau Sumba dan
beberapa pulau-pulau kecil yaitu meliputi Pulau Salura, Pulau Kotak, Pulau Nusa
dan Pulau Mangkudu, memiliki jumlah penduduk sebesar 202.876 Jiwa dan jumlah
keluarga sebanyak 39.854 rumah tangga pada tahun 2003. Dengan demikian
kepadatan Kabupaten Sumba Timur adalah 29 jiwa/km2 dan 5,7 KK/km2.
• Jenis Pekerjaan
Pada
tahun 2002, mata pencaharian penduduk terbesar untuk Rumah Tangga Perikanan
adalah sebesar 451 KK ada di Kecamatan Pandawai, urutan kedua dengan jumlah 390
KK ada di Kecamatan Waingapu. Seperti yang tampak pada tabel di bawah ini. jika
dibandingkan dengan Jumlah Keluarga secara keseluruhan, persentase terbesar
rumah tangga perikanan ada di Kecamatan Pandawai sebesar 21,4%, kemudian Kota
Waingapu sebesar 18,5%.
Potensi
Perikanan Sumba Timur
a. Perikanan
Tangkap
Wilayah
Kabupaten Sumba Timur terletak di antara selat Sumba, Laut Salu dan Samudra
Hindia memiliki luas laut 2.763,05 Km atau (radius 4 mil). Kaya akan
keanekaragaman hayati laut, baik sumber dayaikan pelangis (berbagai jenis tuna,
tongkol, cakalang, dll) dan sumberdaya ikan demersal (kerapu, hiu, serta
berbagai jenis ikan karang, udang, dll). Penyebaran ikan pelangis dan demersal
hampir di seluruh perairan pantai terutama di wilayah pantai utara (Tanjung
sasar, Tanjung batu, Modu, Kayuri, Rende, Tapil, Nusa Maukawini, Hanggaroru,
Benda, dan kalala) dan pantai selatan (Tarimbang dan Salura).
b. Perikanan
Budidaya
Kabupaten
Sumba Timur dengan panjang garis pantai 433,6 Km sangat berpotensi untuk
pengembangan budidaya laut. Potensi lahan untuk kegiatan budidaya laut secara
keseluruhan seluas 1.600 ha dan berdasarkan potensi lahan diperuntukannya bagi
pengembangan budidaya rumput laut sekitar 600 ha (37,5 %) dan sekitar 1.000 ha
(62,5 %) berpotensi untuk budidaya kerapu, kakap, teripang, mutiara. Demikian
juga Kabupaten Sumba Timur memiliki potensi untuk budidaya ikan di aratan (budidaya kolam, air payau/tambak, dan
mina padi). Inventarisasi luas lahan potensial budidaya rumput laut dapat di
lihat pada lampiran 2. .Potensi lahan untukpengembangan perikanan darat,
sebagai berikut :
• Budidaya air
payau sekitar 500 Ha, pemanfaatan lahan hanya 6 Ha
• Mina padi
seluas 168 Ha, pemanfaatan lahan hanya 2 Ha
• Kolam sekitar
50 Ha, pemanfaatan lahan hanya 7 Ha.
c. Armada
Penangkapan
Armada
panangkapan ikan di Kabupaten Sumba Timur masih didominasi oleh armada berupa
sampan sebesar 71 % disusul dengan armada perahu motor tempel sebesar 15 % .
Jenis dan jumlah armada pada tahun 2002 sekitar 1.276 unit (Sumber: Dinas
Kelautan dan Perikanan).
d. Alat Tangkap
Alat
penangkapan ikan yang di gunakan di Kabupaten Sumba Timur di dominasi oleh jaring insang (Gillnet) sebesar
48,97 % disusul alat tangkap pancing sebesar 25.47 % dan alat lainnya sebesar
24,75 %. Jumlah alat tangkap sebesar 10,441 unit (Sumber Dinas Kelautan dan Perikanan),
Kajian wilayah Kabupaten Sumba Timur
merupakan salah satu bagian kegiatan dari Pekerjaan Pengembangan Aplikasi
Basisdata dan Kajian Wilayah 3 KTI. Dimana setiap wilayah kajian memiliki
potensi dan karakteristik yang berbeda, sehingga arahan pengembangan yang
diberikan untuk setiap wilayah berbedabeda pula. Kabupaten Sumba Timur
merupakan salah satu Kabupaten di Nusa Tenggara Timur dengan 15 kecamatan yang
terletak di wilayah pesisir utara, timur dan selatan Pulau Sumba, dengan
ibukota kabupaten di Kota Waingapu. Sumba Timur memiliki potensi pariwisata
yang besar, merupakan daerah tujuan wisata selancar di pantai Kalala,
Tarimbang, Purukaberta dan Wakiri. Selain dari potensi pariwisata yang sudah
cukup dikenal, Kabupaten Sumba Timur memiliki potensi produksi perikanan,
dengan lokasinya yang cukup strategis sebelah Utara bersebelahan dengan Selat
Sumba dan Laut Sawu, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera
Hindia. Sehingga produksi perikanan masih sangat terbuka untuk dikembangkan.
Kesimpulan dan saran dari kajian wilayah ini lebih menekankan pada peningkatan
produksi perikanan.
Secara keseluruhan hasil kajian wilayah
pengembangan produksi perikanan di Kabupaten Sumba Timur dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Dilihat dari analisis ekosistem wilayah pesisir
Kabupaten Sumba Timur, seperti yang telah diutarakan pada bab 3 sebelumnya sulitnya
mencari lokasi pelabuhan dengan terlihatnya rataan terumbu karang juga tidak
begitu lebar, sehingga menandakan bahwa perairan di wilayah ini langsung
berhadapan dengan tubir atau perairan laut dalam (drop off). Pada citra
terlihat pula bahwa agak sulit untuk mencari lahan untuk memdirikan pelabuhan, karena
pada umumnya tidak adanya lokasi yang terlindung seperti teluk, walaupun
kondisi perairannya mendukung (kedalamannya cukup dalam dan tidak ada sungai
besar yang akan menyebabkan pendangkalan, sehingga harus dikeruk setiap saat,
seperti kebanyakkan pelabuhan di Jawa). Pelabuhan jika dibangun mungkin hanya
berfungsi sekitar 9 bulan baik di pantai utara maupun di pantai selatan, karena
disebabkan pengaruh angin musim, dimana pada musim timur (Juni-Agustus) pantai
selatan akan terpukul ombak besar akibat angin kencang, sedangkan pantai utara
akan terkena pukulan ombak pada musim barat (Desember-Februari). Perlu diadakan
kajian yang lebih detail mengenai perlu tidaknya dibangun pelabuhan pendaratan
ikan di Kabupaten Sumba Timur dengan mempertimbangkan produksi perikanan dan
aspek fisik dari wilayah seperi iklim, batimetri dan, pola arus, ekosistem dan
lainnya.
2.
Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan yang ada
saat ini masih bersifat tradisional armada penangkapan ikan di Kabupaten Sumba
Timur masih di dominasi oleh nelayan tanpa perahu (melakukan penangkapan tanpa
armada) kemudian disusul dengan menggunakan armada Jukung/sampan dimana daya jangkaunya
di sekitar daerah pantai. Alat penangkapan ikan di Kabupaten Sumba Timur masi
di domonasi oleh jaring insang (5.113) unit, kemudian disusul alat tangkap
pancing (Tondo,Ulur, Rawai, dll) sebesar 2.659 unit dimana Cathable (kemampuan tangkap) kedua alat tangkap ini sangat
rendah.
3.
Keadaan armada dan alat tangkap yang masih
sederhana menyababkan produksi perikanan di Kabupaten Sumba Timur baru mencapai
5.230,1 ton. Keterbatasan sarana dan prasarana produksi perikanan ini membuat
belum optimalnya produksi perikanan di Kabupaten Sumba Timur, serta minimnya
informasi mengenai potensi perikanan yang berorientasi pasar di perairan Sumba
Timur, mengakibatkan ketidaktahuan nelayan dan investor untuk memfokuskan
kegiatan produksi perikanan yang memiliki nilai jual yang tinggi.
4.
Fungsi TPI belum di optimalkan karena masih dalam
taraf pembenahan/pembangunan untuk kelengkapan baik dari segi perangkat keras
(pembangunan cold storage, tempat penimbangan dan pendaratan perahu/kapal ikan)
dan perangkat lunaknya (peraturan pelaksanaan kegiatan pelelangan). Diharapkan
dalam awal tahun 2003 sudah dapat dioptimalkan.
5.
Masih banyaknya konsesi budidaya rumput laut yang
belum di dibudayakan sehingga produksi belum optimal dibandingkan dengan
potensi lahan tersedia diakibatkan pemanfaatan lahan yang minim (28 Ha) karena
belum semua perusahaan mengoptimalkan lahan untuk kegiatan budidaya.
Ketersediaan modal dan pasar dari budidaya rumput laut ini merupakan factor penting
dalam pengembangan produksinya. Perlu adanya kajian lebih lanjut.
SARAN
Mengingat adanya beberapa keterbatasan yang
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ekerjaan
Pengembangan Aplikasi Basisdata dan Kajian Wilayah 3 KTI, kajian wilayah yang
dihasilkan dirasa belum optimal. Kendala waktu yang terlalu singkat untuk
mengkaji 3 Kabupaten secara sekaligus, menyebabkan informasi dan kajian yang
dihasilkan kurang mendalam, sehingga perlu dilakukan kajian l bih lanjut untuk
setiap daerah. Terlepas dari keterbatasan yang telah diungkapkan diatas, dari
hasil kajian ini dapat di berikan beberapa masukan berupa
peningkatan-peningkatan usaha dan kegiatan yang mencakup aspek sumberdaya alam,
prasarana dan sarana produksi perikanan, Iptek dan sumberdaya manusia, seperti dibawah ini :
Ø Perlu adanya penelitian tentang potensi perairan laut sehingga terinventarisirr
ata/informasi secara baik dan akurat
Ø Perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana yang dapat menunjang peningkatan
pemanfaatan sumber daya ikan
Ø Perlu adanya bantuan modal kepada petani /nelayan ikan baik dari pihak pemerintah
maupun swasta dalam rangka pemanfaatan potensi sumber daya ikan
Ø Perlu kesiapan pengusaha dalam hal menyediakan sarana, prasarana dan
dapat menempatkan tenaga teknis lapangan
Ø Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik aparat maupun
nelayan ikan melalui pendidikan dan pelatihan.
Sumber: PUSAT SURVEI SUMBERDAYA ALAM LAUT BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar